Sabtu, 11 Februari 2012

The Dutch House 6

The Dutch House                                         Episode 6
                                    *The last word to you*


             Brady malam itu tak bisa tenang, ingin tidur, tak tenang, memejamkan pun teringat wajah cantik itu… ya, cantik dan menyeramkan plus menegangkan.
             “Wah… gawat! Gawat!.. aku tak bisa tidur! Bagaimana ini?” cemasnya.
             “Ticky Tock Knock Knock!” Suara mama memanggilnya.
              Dengan malas Brady mendekati pintu kamarnya yang penuh gambarnya yang.. bisa dibilang.. ya.. kacau..
              “Aduh, mama…kenapa mama? Tanyanya sembari memutar gagang pintu kamarnya.
              “Kamu itu! Kenapa kok nggak makan?” Tanya mamanya galak
              “Lah.. masa makan lagi? Aku sudah kenyang!” bantah Brady
              “Sup jagungmu masih utuh!” kata mamanya
              Aduh.. aku lupa ya? Tanya brady dalam hati.
               Krucccuuk… bunyi perut lapar Brady menggema..
              “Ayo! Dimakan! Mama sudah masak, nggak di makan!” sambil sedikit memukul Brady
              Brady pun turun ke ruang makan. Ruang Makan dan dapur sangat dekat, lalu setelah dapur, ada tempat untuk melihat Televisi yang sering disebut ‘Depan TV’ olehku.
              “Mama! Mana sup jagungku?” Tanya brady “aku sudah lapar! Cepat beri aku makanan! Cacing-cacing di perutku sudah protes!”
              “Di mangkuk kuning… mangkuk kuning yang gambarnya kucing!” kata mamanya sambil menuruni tangga.
              Dengan secepat kilat, Brady langsung menyambar mangkuk kuning, dan memakannnya tetapi..
              “Brady! Jangan dimakan dulu! Itu sup jamur pedas untuk ayahmu!” kata Mamanya cepat cepat
               ENG ING ENG! Apakah yang terjadi? Baca lagi yoek..
               Waduh! Aku kan alergi jamur! Kata Brady cepat dalam hatinya.
               “Mama! Aduh! Perutku! Mama sih! Pakai lupa segala!” kata Brady sambil berlari ke kamar kecil
               Yah, para penumpang, ini tadi persembahan dari saya dan maaf bila menggangu ketenangan anda dan.. aduh! Kok jadi pengamen?
               
               Setelah Brady ‘panggilan alam’.. ya jangan Tanya artinya ya, dia langsung memanggil mamanya
              “Mama!! Jadi sup jagungku yang mana?” Tanya Brady. Raut mukanya kelihatan sangat lega.
              “Sup jagungnya besok, anakku yang manis..” jawab mamanya seperti tak mempunyai kesalahan.
              “Mama, minta uang.. aku mau beli di pertikungan saja, mungkin ada yang jual..” kata Brady
              Secepat kilat Mama memberi Brady uang sebanyak 300 Euro.
              Brady langsung mengayuh sepedanya. Dan langsung menemukan seorang penjual sup jagung.
              “Hei! Aku beli sup jagung!” teriak Brady dari jauh
              Penjual itu tak mau berhenti, dia lurus, setelah itu belok, Brady ikuti saja dia, saat melihat ke tikungan itu,…
              Penjual bertopi hitam itu telah hilang.. seperti dimakan waktu… tak berbekas
              Perasaannya sudah membayangkan ini, itu,...
              “Ah, nggak jadi.. makan bubur kari saja…” katanya, bibirnya bergetar.
              Saat memutar sepedanya, dihadapannya gadis cantik nan, eh, tak usah menyeramkan…
              Ah… Tuhan.. selamatkan aku… Tuhan.. doanya dalam hati
             Dengan bergetar, dia mengayuh sepedanya.
             Nona cantik, kumohon jangan ganggu aku… pintanya kepada gadis itu.
             To Be Continued….
                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar