Jumat, 13 April 2012

The Dutch House 15

The Dutch House                                         Episode 15

                                     Sekali lagi…

            “Huaaah…”, aku menguap, ahh sudah pagi! Dan kulihat sekitarku, hei! Kaki saudaraku, Tommy, di perutku! Ah sakit sekali!

            Kutaruh kaki Tommy pelan pelan, lalu ku pergi kedapur, suara tawa nenek, ibu, dan bibi terderngar.

            “Mama.. selamat pagi!” kataku, tapi… nah, mulai tak enak, tak ada orang disitu, kucari, ternyata mereka masih tidur, ah, lebih baik aku keluar saja, kulihat paman pengantar Koran menyapa “Hai, Brady! Pantas saja, rumahmu sepi!”

            Aku merogoh saku celanaku, ah masih ada 30 Euro tapi.. recehan semua, tenang.. di.. ahh! Aku lupa! Itu di rumah mengerikan bin…aakkh! uang yang diberi Mama dan Ayah! Huaaaa.. ya sudahlah… Tapi.. untuk apa ini? Beli….umm ah! Lebih baik, beli es krim itu saja!

            “Es Krim!” kuberteriak, mobil pengangkut es krim itu berhenti, dan muncul wajah bertanya kepadaku “mau beli apa?”.

            “Ada apa saja?” dan sebelum kuselesaikan, wanita itu memberiku menunya, “ah ini saja, Triple Ice Cream, tapi.. apa saja rasanya?” kuberikan uang 30 Euroku kepadanya, dan ia menjawab “Ini paling diminati, dalam satu cone, ada kacang pitasio, vanilla, dan cokelat!, 3 tumpukan! Dan diberi saus stoberi!”, sambil dia berkata seperti itu, aku mengelus perutku, ternyata, ia belum selesai bicara.

            “didalam es krim pistasionya, ada kacang hazelnut, dan didalam es krim vanilla, ada chocochips! Bila kamu beli Triple Ice Cream dan Choco Hazelnut Ice Cream di Ice Art’s, kamu akan dapat diskon!”, wah, orang ini begitu membuat perutku ingin digiling!

            Aku mendapatkan es krim ku, lalu ia pun telah menancap gasnya, mmm.. benar kata kakak itu! Ada kacang hazelnut yang telah dicincang kasar! Dan rasanya pun, tak terlalu aneh!

            “kau beli dimana?” Tanya Soo Jung tiba-tiba, “a-aku beli di Ice Cream Art’s.. tapi, yang mobil keliling!” jawabku

            “Asik! Ayo! Kita ke Ice Cream Art’s!” ajak Mitsu, “Hey! Uang siapa?” tanyaku.

            “Huahahaha… akan kutraktir! Karena kau kan baru saja ulang tahun…”jawab anak Jepang itu.

            “Aku?” Tanya Soo Jung, “Tentu saja!!”, tapi.. dari belakang, Mama menghadang, “Hei! Mau kemana?”

            “Kami mau ke Ice Cream Art’s..” jawabku, “Ah, kalau begitu, akan kuantarkan.., Brady, uang yang kuberi?” “Habis.. hehe..” jawabku bohong.

            Kami menggunakan mobil ke sana, setelah sampai, Mama memberiku uang 70 Euro, yup! Tempatnya seperti di fleezer!, laantainya putih, diberi semacam, sterofoam yang dicuil, sampai benar benar kecil, wuhuu..

            “Pesan apa?” tanya pelayannya, “Aku… Ice Cream Pistachio Caramel Hazelnut With Avocado Fload!” itulah pesanan Soo Jung

            “Umm aku…Ice Cream Chocoly Berry Marshmallow!!” itulah pesanan Mitsu

            Dan aku??? “aku..Choco Almond with Vanilla and Cashew nut!!!”  kataku sambil menunjuk gambar menu.

            “Mohon tunggu 5 menit!” dan kami pun mencari tempat, Ice Cream Art’s memang surga pecinta es krim! Seluruh rasa, mulai dari Vanila, Cokelat, orang sering menyebut rasa ini Butter Pecan, kalau artinya mungkin selai kacang.. lalu Neapolitan, Chocochips, Cookies, lalu.. ah! Banyak!

            “Setelah ini, bagaimana kalau kita ke Cake Gallery? Katanya, enak lho!” tawar Soo Jung, biasa.. anak baru dapat uang jajan.. meng- traktir anak, tapi.. kalau sedang tak punya, pasti bilang “minta ya…?” hehehe…..

            Ya, hari ini, kami akan mencicipi masakan di seantreo pertokoan makanan disini! Mulai dari, Candy’s Sweet, Ice Cream Art’s, Cake Gallery, Chicken Famous,Corn Lover, menyediakan makanan dari jagung! Aah! I love Corn! dan Mistu menemukan restoran Jepang terkenal disini, Aji No Moto! Artinya Rasanya…tak bohong aku!

            Dimulai tadi dari Ice Cream Art’s… Cake Gallerynya besok ya… sepertinya, mulutku mulai capek bercerita…

            TO BE CONTINUED…..

Sabtu, 07 April 2012

The Dutch House 14


The Dutch House                                Episode 14
                            Sekali lagi…

          Hari ini, sudah jam 20.00… saudaraku mulai berkemas untuk pulang, begitu juga Mary, Ayah, dan Mama… tapi mereka akan pulang ke rumah sakit..
            Kupikir, aku sudah sehat…. Pada jam 20.30, kurasakan perutku seperti ditusuk jarum, sakit sekali… Kucoba memanggil nenek, ah… ternyata teriakanku hanya bisa terdengar dihatiku, kucoba lagi, ya… yang berteriak adalah hatiku, aku tak bisa.. karena sakit ini begitu mencekamku…
            Kupaksakan untuk berjalan ke toilet, tapi, begitu keluar kamar, hatiku rasanya tak enak.. kulihat lorong gelap, di ujung lorong itulah toiletnya berada…
            “…..dy?...” suara yang memanggilku terdengar jelas, walaupun putus….
            “..rady?....”, apakah itu nenek? Kutengok kekanan, kekiri.. tak ada seorang pun disitu.
            Karena kutakut, kumasuk lagi, ternyata.. suara itu berasal dari cermin di kamarku, “…rady?....”, suara itu semakin mencekam, dan mencekam, rasa sakitku berganti rasa takut, takut sekali..
            “…Brady….”, suara itu semakin seperti ketakutan, kucoba untuk menutup telingaku, walaupun telah kututup, suara itu tetap terdengar, dan kudengar langkah kaki seseorang yang diseret, pintu kamar dibuka perlahan, aku telah siap dengan mautku…
            “cucuku? Kenapa kau berteriak? Apakah kau sakit?”, aah… itu nenek, kupeluk nenek, dan menjawab “aku takut…”, tapi, ia tak menjawabku sama sekali…
            Nenek membawaku ke ruang keluarga, disana ada kakek, ada saudaraku, Freddy, dan paman, aku dipeluk kakek, mungkin karena sudah lama tak bertemu lagi, ia begitu senang bertemu diriku…
            Tiba-tiba, lampu mati… apakah pesta? Oow… benar! Nenek membawakan sepiring besar jagung bakar, kakek membawakanku  4 batang es krim rasa mangga, itulah kesukaanku… dan Freddy memelukku, aku dan Freddy begitu dekat, lebih dekat dari aku dan Mary.. aku baru ingat, hari ini adalah ulang tahunku… aku sudah berumur 16 tahun sekarang…
            Ketika kubercanda tawa, gorden jendela rumah nenek seperti tertiup angin, kakek berkata “apakah itu kau, Susan?” sambil mendekati gorden
            “ibu, ini Susan! Freddy! Ini Bibi!” nenek dan Freddy langsung mendekat, dan tersenyum.
            Angin itu masuk dan berputar putar, anehnya, kertas, atau apapun tak ikut terbang, hanya kelopak mawar yang berputar mengelilingi ruangan itu
            “n-nenek… a-a-aku….t-takut..” kataku gemetaran karena angin itu mendekatiku.
            Nenek, Freddy, dan Kakek hanya tersenyum, dan angin itu telah tepat di samping telinga kananku, aku sepeti terbawa ke dunia lain, angin itu bernyanyi untukku…
            Entah kenapa aku bisa bilang “Bibi?” dari mulutku, angin itu lalu menghilang… apakah ia yang memanggilku dari cermin?
            Nenek dan Kakek kembali kepadaku, Freddy pun langsung mencairkan suasana, ia pandai bercanda… sejak ia masuk Teater di sekolahnya, apapun ejekan yang masuk ke telinganya seperti tak terdengar, ia pun suka bercanda, tapi yang tak menyinggung hati.
            Ternyata, waktu telah menunjukkan pukul 23.30, sebentar lagi, tengah malam, tapi.. entah kenapa saudaraku datang lagi kemari, ah, mungkin, ini rencana Nenek, Freddy, dan Kakek, termasuk keluargaku, dan 2 sahabatku..
            Sudah pukul 03.00 dini hari, tapi, kami masih bercanda ria, beberapa telah terlelap di kursi, dan di kasur, kasur kamar yang kutempati dipindah ke ruang keluarga, kasurnya memang besar dan empuk sekitar, 2 meter, besar kan?, Mary, Soo Jung, Mitsu, aku, dan, beberapa saudaraku bermain dakon, permainan dari Indonesia, seru sekali! Nenek mempunyai papan dakon 3 dan bijinya banyak sekali, ada biji semangka, ada batu, ada biji labu yang dikeringkan, dan biji sawo, pemberian, anaknya Jane yang selesai bertugas dari Indonesia, Bibi Jane juga memberi 2 buah bola bekel, dan pit-nya, sejenis logam yang dibentuk khusus untuk permainan bola bekel itu.
 sampai jam 05.15, kami terlelap semua… ah, hari ini, adalah hari yang begitu menyenangkan!

TO BE CONTINUED

Selasa, 03 April 2012

Puisi : Indonesia, Menjual atau Dijual & Siapa Penjaga Budaya Indonesia?

hehehe, selamat membaca!
maaf kalau merusak mata..



INDONESIA, MENJUAL ATAU DIJUAL?

Kucoba beradaptasi dengan negaraku ini
Semakin kacau dan remuk
Bukannya rakyat kecil semakin sedikit,
Tetapi semakin banyak, yang mengeluh
Tentang mahalnya hidup
Di pasar,
Lebih dari 20 orang mengemis
Di bus, kuhitung,
Lebih dari 10 orang mengamen
Belum lagi budak indonesia
Tenaga kerja wanita yang dilecehkan
Dikucilkan,
Hingga diremehkan
Negara Malaysia butuh budak,
Indonesia mengirim
Apakah Indonesia menjual budak?
Tenaga rakyat yang dijual!
Mereka, para pejabat tinggi,
Tak pernah merasakan beratnya hidup
Kini korupsi merajalela di negara tercintaku
Dimana Ludruk? Wayang beber?
Apakah anak gaul jaman sekarang
Tahu kebudayaan kita itu?
Angklung jangan dijual!
Jangan memainkan tenaga orang,
Kau sudah diberi Tuhan, hidup yang enak
Tapi, apakah kau pernah bersyukur?
Apakah kau pernah menghitung,
Berapa kali kau mengeluh?
Budaya kita hampir punah,
Budak kita hampir tak berdaya…
Pernahkah kalian memikirkan itu?

APRIL, 03, 2012                                                                                          MUTIARA ADIPARAMYTHA
   13.22 SIANG








SIAPA PENJAGA BUDAYA INDONESIA?

Kulihat acara televisi,
Dan berpikir, kenapa tak ada acara budaya?
Begitu banyak budaya kita,
Yang terlantar, tak terawat,
Dan hampir punah.
Siapa penjaga budaya?
Dulu, Borobudur begitu bersih
Kenapa sekarang banyak yang enggan
Membersihkan sampah itu?
Dimana Ludruk?
Yang dulu begitu banyak,
Kini, hanya sedikit sekali peminatnya
Apakah mereka tahu Wayang Beber?
Wayang tempo dulu,
Yang tak kalah dari Wayang Kulit,
Ataupun Wayang Golek
Siapa yang menjaga budaya kita ini?
Seharusnya, generasi inilah yang menjaga
Dan merawatnya,
Ketimbang memikirkan,
Fashion sekarang ini
Pernahkah kalian memikirkan,
Jika budaya kita hilang?
Hingga, generasi kita pun tak tahu,
Reog, Angklung, Ludruk
Janganlah menunggu seseorang memerintah,
Jagalah budayamu,
Walaupun budayamu begitu banyak,
Dan janganlah menganggap enteng,
Budaya Indonesia.



MARET, 04 2012                                                                                                                         MUTIARA ADIPARAMYTHA
         07.00