maaf kalau merusak mata..
Kucoba beradaptasi dengan negaraku ini
Semakin kacau dan remuk
Bukannya rakyat kecil semakin sedikit,
Tetapi semakin banyak, yang mengeluh
Tentang mahalnya hidup
Di pasar,
Lebih dari 20 orang mengemis
Di bus, kuhitung,
Lebih dari 10 orang mengamen
Belum lagi budak indonesia
Tenaga kerja wanita yang dilecehkan
Dikucilkan,
Hingga diremehkan
Negara Malaysia butuh budak,
Apakah Indonesia menjual budak?
Tenaga rakyat yang dijual!
Mereka, para pejabat tinggi,
Tak pernah merasakan beratnya hidup
Kini korupsi merajalela di negara tercintaku
Dimana Ludruk? Wayang beber?
Apakah anak gaul jaman sekarang
Tahu kebudayaan kita itu?
Angklung jangan dijual!
Jangan memainkan tenaga orang,
Kau sudah diberi Tuhan, hidup yang enak
Tapi, apakah kau pernah bersyukur?
Apakah kau pernah menghitung,
Berapa kali kau mengeluh?
Budaya kita hampir punah,
Budak kita hampir tak berdaya…
Pernahkah kalian memikirkan itu?
APRIL, 03, 2012 MUTIARA ADIPARAMYTHA
13.22 SIANG
SIAPA PENJAGA BUDAYA
Kulihat acara televisi,
Dan berpikir, kenapa tak ada acara budaya?
Begitu banyak budaya kita,
Yang terlantar, tak terawat,
Dan hampir punah.
Siapa penjaga budaya?
Dulu, Borobudur begitu bersih
Kenapa sekarang banyak yang enggan
Membersihkan sampah itu?
Dimana Ludruk?
Yang dulu begitu banyak,
Kini, hanya sedikit sekali peminatnya
Apakah mereka tahu Wayang Beber?
Wayang tempo dulu,
Yang tak kalah dari Wayang Kulit,
Ataupun Wayang Golek
Siapa yang menjaga budaya kita ini?
Seharusnya, generasi inilah yang menjaga
Dan merawatnya,
Ketimbang memikirkan,
Fashion sekarang ini
Pernahkah kalian memikirkan,
Jika budaya kita hilang?
Hingga, generasi kita pun tak tahu,
Reog, Angklung, Ludruk
Janganlah menunggu seseorang memerintah,
Jagalah budayamu,
Walaupun budayamu begitu banyak,
Dan janganlah menganggap enteng,
Budaya Indonesia .
MARET, 04 2012 MUTIARA ADIPARAMYTHA
07.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar