Selasa, 24 Januari 2012

The Dutch House 3


The Dutch House                                   Episode 3
                                                  ~Hilang..~

Pada saat sarapan, Brady memceritakan soal Mary kemarin
            “Mary bertemu seseorang, Mama… aku juga tak tahu siapa namanya…” kata Brady
            “Mungkin teman lamanya atau teman penpalnya… tapi, kalau teman
Penpal, pasti tak tahu mukanya…” Pikir Mamanya. Nyonya Betty Wangel.
            “Mungkin dikirim fotonya juga? Bisa saja, Mama..” pikir Brady.
            Saat sedang makan, tiba-tiba, ada angin dari arah jendela, tapi jendela ditutup, seperti, angin orang yang lari.
            “Angin kurang ajar!” Brady marah kepada angin itu karena rotinya jatuh karena kaget. Tiba-tiba..
            “KYAAAAAAAAAAAAAAAAA!!”. Suara itu jelas suara Mary, tapi.. suaranya seperti ketakutan…
            Dengan mengacuhkan rotinya yang terjatuh, dia berlari menuju tangga dan ke kamar Mary.
            “Mary!! Buka Mary! Ada apa Mary?!” teriakan Brady
            “…” tak ada suara lagi.
             Teriakannya Terdengar Papanya yang masih bersiap-siap ke Kantor.
            “Hey, ini masih pagi, jangan berisik!” kata Ayahnya, Tuan Vorclad Wangel.
            “Ng? kenapa kau menangis, Brady? Ada apa?” Tanya Ayahnya
            “Ayah.… hiks hiks… Mary .. Mary, Mary kenapa yah?” Tanya Brady sambil menangis.
           “Minggir Brady..” lalu Papanya mendobrak pintu.
            Tragisnya, Mary ditemukan tergeletak bersama sebuah pisau yang menancap di dadanya.
           “MARY! BERTAHANLAH MARY!!” kata Mamanya yang menyaksikan hal tersebut.
           “MARY?! MARY! INI AKU! BANGUN MARY!!!” teriak Brady
           “BRADY, KAMI AKAN KE RUMAH SAKIT! KAU TETAP DISINI! TOLONG JUGA IZINKAN AYAH KE KANTOR YA!” kata Ayahnya.
           “I, I, I, Iya Ayah!” jawab Brady dengan terbata bata
            Ayahnya pun berlalu. Suara gerbang tertutup terasa pedih.
           Disela-sela tangis Brady, tak terasa, Suara tawa terdengar sinis, namun Brady tak mendengarkan suara tawa itu.
                  To Be Continued…

1 komentar:

  1. wow...nice story..thriller..like father like daughter hehehehe......tetap dieksplore bahasa dan ruangnya ya mytha....semangat

    BalasHapus